Halaman

Kamis, 09 Juni 2011

Runtuhnya Kerajaan Eropa

De-kolonisasi dan runtuhnya Eropa Empires
Pada awal abad kedua puluh sebagian besar Afrika, Asia dan Karibia dikontrol oleh negara-negara Eropa. Kerajaan-kerajaan Eropa semua runtuh pada tahun-tahun setelah 1945.
Penyebab jatuhnya kerajaan:
• Koloni menderita buruk masa depresi 1930-an. Negara imperialis Eropa telah mendorong koloni mereka untuk menghasilkan bahan baku untuk pabrik Eropa. Harga bahan baku turun serempak selama Depresi. Hasilnya adalah kemiskinan dan kerusuhan besar di koloni.
• Selama perang sebagian besar wilayah Asia dipegang oleh orang Eropa ditaklukkan oleh pasukan Jepang. Akhirnya Jepang kalah, tetapi perang telah fatal melemahkan kendali Eropa. Sekarang jelas kepada masyarakat setempat bahwa Eropa bisa dipukuli.
• Setelah perang Inggris, Perancis dan negara-negara Eropa lainnya menghadapi banyak masalah ekonomi. Mereka tidak mampu lagi membiayai biaya menjaga kerajaan mereka.
• Setelah perang ada pasang naik nasionalisme dalam koloni. Pada saat yang sama ada penurunan perasaan imperialis di negara-negara Eropa.
Menyerahkan kekuasaan
Pada akhir 1940-an ada gelombang de-kolonisasi di Asia dan Timur Tengah. pasukan Perancis meninggalkan Suriah dan Libanon pada tahun 1946. Filipina diberi kemerdekaan dari Amerika Serikat pada tahun 1946. Pada awalnya Belanda mencoba melawan nasionalis di Hindia Belanda tetapi oleh 1948 mengakui kekalahan Belanda dan kemerdekaan diberikan kepada negara baru yang dikenal sebagai Indonesia. Britain menyerah kontrol sub-benua India pada 1947: dua negara baru diciptakan disebut India dan Pakistan. Setahun kemudian koloni Inggris Burma dan Ceylon (Sri Lanka) menjadi gratis.
Kemerdekaan datang sedikit kemudian untuk negara-negara Afrika dan Karibia. Sebagian besar koloni Perancis dan Inggris diberi kemerdekaan pada awal 1960-an. Keputusan tiba-tiba pemerintah Belgia untuk menarik keluar dari Kongo (Zaire modern) pada tahun 1960 menyebabkan perang sipil.
Akhir kolonialisme Eropa rumit di negara-negara di mana sejumlah besar orang Eropa telah menetap secara permanen. Perang pahit telah berjuang di Aljazair 1954-1962 antara pasukan Perancis dan nasionalis Aljazair. Minoritas kulit putih di Rhodesia (Zimbabwe modern) menolak berbagi kekuasaan dengan mayoritas hitam sampai dengan tahun 1980.
Di Afrika Selatan ada minoritas besar orang kulit putih. Sebagian besar turun dari pemukim Inggris dan Belanda. Inggris telah memberikan kemerdekaan ke Afrika Selatan pada tahun 1910 tapi ini minoritas kulit putih memegang kekuasaan. Itu tidak sampai tahun 1994 bahwa mayoritas hitam Afrika Selatan diizinkan untuk memilih dan nasionalis hitam, Nelson Mandela, berkuasa.
Perancis berusaha untuk menjaga koloni lama mereka di Indo-Cina, yang termasuk negara-negara modern Vietnam, Laos dan Kamboja. Lokal komunis berperang melawan Prancis. Komunis Vietnam mengalahkan pasukan Perancis pada tahun 1954 dan memenangkan kontrol di Vietnam utara. Pada titik ini Amerika Serikat campur tangan dan disangga sebuah pemerintah pro-barat di Vietnam Selatan sampai tahun 1975.
Pemerintah Portugal sangat enggan untuk memberikan kemerdekaan kepada koloni-koloni Afrika atas Angola dan Mozambik. Ada pertempuran sengit antara nasionalis dan Portugis sebelum kemerdekaan diberikan pada tahun 1975.
Setelah Kekaisaran
• Sejarah independen negara-negara baru sering bermasalah. Negara-negara Eropa telah memberlakukan batas buatan, yang kadang-kadang menyebabkan kerusuhan etnis. Ekonomi bekas koloni sebagian besar belum berkembang dan terlalu banyak mengandalkan pada penjualan bahan baku kepada kekuasaan kolonial.
• Pengesahan kekaisaran mereka menyebabkan rasa krisis di banyak negara Eropa. Ada penurunan ditandai dalam kekuasaan dan status untuk negara-negara seperti Inggris dan Perancis yang telah kehilangan kerajaan dunia besar. Argumen atas kerajaan mengakibatkan kekacauan politik dan jatuhnya pemerintah di Perancis pada 1958 dan Portugal pada tahun 1975. Akhirnya sebagian besar kekuasaan kolonial mantan menemukan identitas baru sebagai bagian dari Komunitas Eropa.
• Akhir dari kekaisaran menyebabkan sejumlah besar negara-negara independen baru. Beberapa pemimpin di negara-negara tidak senang bahwa politik dunia didominasi oleh konflik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. baru 'non-blok' Gerakan dimulai pada tahun 1955, ketika perwakilan dari 29 negara bertemu di Indonesia untuk Konferensi Bandung, mendirikan sebuah organisasi longgar dari negara-negara yang tidak bersekutu dengan negara adidaya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar